top of page

Integritas yang Sejati Harus Terus Diuji


Jika integritas dalam konteks manusia cenderung dihubungkan dengan kejujuran seseorang, di dalam konteks logam-logam mulia (seperti emas, perak, tembaga, dst), integrity cenderung diasosiasikan dengan kemurnian atau yang kita kadang-kadang kenal dengan istilah “kadar”.


Sama seperti bahan-bahan yang dapat terbakar lainnya, setiap logam mulia memiliki titik cairnya sendiri-sendiri. Emas akan sepenuhnya menjadi cairan emas ketika dipanaskan di suhu 1063 ⁰C sedangkan sebatang perak murni akan cair di suhu 961 ⁰C.


Sama seperti logam-logam mulia itu, proses pemurnian integritas kita (manusia) juga akan selalu melewati ujian dan tempaan yang terus menerus. Ujian ini tidak selalu berupa kesulitan dan tekanan. Kadang-kadang Tuhan mengijinkan kita diuji melalui kemudahan dan kelonggaran.


Beberapa orang mulai tidak menghormati Tuhan dan tidak hidup saleh ketika didesak oleh kesulitan hidup, seperti ancaman kelaparan, ancaman dari teroris, dst. Akan tetapi tidak sedikit pula yang mulai hidup di jalan Tuhan ketika diijinkan Tuhan, hidup dalam kelimpahan. Kasus-kasus pencurian juga kerap terjadi ketika seseorang sedang berada dalam kondisi sangat melarat, dan melihat pengawasan yang longgar. Akan tetapi tidak sedikit pula kasus pencurian/korupsi yang dilakukan oleh orang-orang yang kita persepsi hampir tidak mungkin masuk dalam kelompok orang yang berkekurangan, setidaknya secara keuangan. Seorang pekerja dapat bekerja dengan sangat disiplin ketika ia tidak memiliki uang yang cukup untuk memberi makan atau menyekolahkan anaknya atau sekedar membayar biaya sewa tempat tinggalnya. Akan tetapi kedisiplinannya dapat mulai berkurang ketika ia mulai merasa serba berkecukupan dan tidak ada yang mengawasi.


Mohon jangan salah sangka. Saya sama sekali tidak mengatakan bahwa kenyamanan akan merugikan semua orang. Di dalam contoh-contoh di atas, saya selalu berusaha menyeimbangkan contoh-contoh dari situasi yang menekan maupun memberikan kenyamanan. Saya hanya ingin mengatakan bahwa integritas yang didasari dari pikiran yang benar dan integritas yang diekspresikan hidup kita yang sangat bertanggung jawab akan selalu berusaha dimurnikan oleh Tuhan melalui serangkaian ujian; baik itu kenyamanan dan kelonggaran, maupun kesulitan dan tekanan.

 

Karakter adalah respon yang benar.

Always right response


Saat situasi tidak benar, kita tetap berespon benar.

Saat orang lain tidak benar, kita tetap berespon benar.

66 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page